Sabtu, 12 Mei 2012

Catatan spontanitas tentang Cinta: Perempuan dan kodratnya sebagai Ibu

kemarin banyak ku terima posting tentang seorang figur malaikat tuhan yang bernama "ibu". Masing-masing penulis, mengenalkan wajah dan sketsa lekuknya dengan kata-kata dan untaian puisi cinta yang luarbiasa, dan memang sungguh layak, karena ibu adalah sosok luar biasa, sosok lembut yang berubah menjadi sekeras karang demi melihat anaknya tercinta tersenyum menggapai balon cita dan asanya. tidak peduli kaki melepuh karena panasnya kerak aspal jalan raya, kebarat-ketimur mencari sesuap uang receh, demi anknya tersenyum dan mencicipi satu permen karet seharga 500 rpiah. Ibu memang sangat luarbiasa, robeknya hati karena cinta, luka hati karena tersakiti oleh kata, cucuran keringat yang membasahi dan rintih kesakitn yang diderita badannya seolah tidak pernah secuilpun mengurangi semangatnya untuk terus berada disamping putra-putrinya. lalu bagaimana dengan kita...

orang yang selalu beliau bangga-banggakan..
orang yang selalu beliau nina bobokkan saat kita masih kecil..memperdengarkan cerita indah kepahlawanan sultan shalahudin al-ayyubi, khalid bin walid, umar bin khattab dan rasulullah saw.
lalu bagaimana dengan kita...
orang yang selalu beliau ratapi ditengah malamnya..
bermunajat memohon ampunan dan kelanggengan dalam segala hal..
orang yang selalu beliau kasihi..
orang yang selalu beliau katakann "inilah malaikat kecil titipan allah padaku,,"
dialah kunci surgaku..
dialah penjaminku.."

lalu bagaimana dengan kita...
kita disibukkan dengan kesibukan duniawi. mencari uang, mencari kehidupan, mencari kesejahteraan.
apakah semua itu benar-benar akan menebus satu guratan kesedihan sang ibu. saya teringat suatu hadits, "ketika datang seorang anak melapor kepada rasulullah, melaporkan bahwa orang tuanya meminta harta yang telah ia kumpulkan dari hasil keringatnya, dan apa jawaban rasulullah, "dirimu dan hartamu adalah milik orang tua mu, seluruh hartamu, tidak akan mampu menggantikan satu tangisan ibumu, atao bahkan satu senyuman ketika membuaimu".

tidak saudaraku..sekali lagi tidak.. dunia akan membutakan kita, melenakan dan membuai kita dalam kesenangan sesaat, ibu kita, tidak butuh itu..
lalu bagaimana dengan kita saudaraku..

kita disibukkan dengan diri pribadi kita. "alahhh..saya sudah besar, saya sudah bekerja,,hidupku adalah hidupku toh aku juga masih bisa membantu meringankan beban orang tua dg membiayai adiku atau bahkan mengirim orang tua.". kesombongan financial, emosi dan ambisi. pufh..kita terlalu disibukkan dengan semua keinginan kita. saya rasa semua sepakat bahwa kita meningnkan pasangan yang ideal, yang mengerti kita, yang sempurna dipandang kita. namun sayang justru, keingnan seperti itu yang banyak menyibukkan dan menyita emosi kita. sejenak kembali, berapa waktu yang kita sediakan untuk ibu kita, bukankah waktu yang telah lewat tidak akan kembali, masihkah mungkin besok, lusa, atau minggu depan, kita masih melihat guratan senyum diujung pintu menunggu kedatangan kita??"

kita disibukkan oleh diri kita..
kita mengejar cinta..cinta yang bagaimana??
cinta yang seperti apa?? mari kita lihat cinta sang Ibu?pernahkah ada keluh kesah keluar dari bibirnya yang dialamatkan untuk kita. pernah kah teruntai kata. "nak..sy merawat kamu sejak kecil, biaya perawatan memandika, Rp. 2000, menyuapi, 1000. menidurkan, mengganti popok dan lain-lain sekian ribu..pernahkah????.

cinta yang bagaimana, yang kita kejar???
saya menyayangimu setulus hati, maka kamu harus menyayangiku juga setulus hati. karena saya tidak selingkuh, maka kamu jangan selingkuh. atao mungkin, mas terserah wanita yang mana yang kamu pilih hati saya akan selalu menunggu..itu kah?. bagaimana dengan cinta ibu kita, pernahkah kalian "nak. karena saya sudah mencintaimu dan merawarmu sejak kecil maka kamu sekarang gantian yang harus menjagaku..!. CINTA YANG BALAS DENDAM" tidak saudaraku..sekali kali tidak. cintanya tidak begitu..lalu mengapa kita disibukkan dengan cinta semu yang membawa kita pada ksedihan berkepanjangan, harapan yang menggantung atau apalah.. mengapa sesosok manusia, seonggok daging itu yang kita gantungkan harapan. mengapa harus laki-laki itu yagn kita kejar cintanya..mengapa wanita itu yang kita harapkan menjaga rumah dan hati kita? dy yg belum halal bagi kita!! belum halal...

cinta memang sangat indah, penuh warna dan tidak berwarna jingga saja..
cinta mencairkan batu yang keras..
cinta melembutkan lelaki yang kasar sekalipun..
dan cinta membuat dunia ini selalu ramai bercerita..
allah menganugerahkan kita cinta, sebagaiaman allah menganugerahkan cinta ibu untuk kita anak-anaknya..

cinta adalah anugerah..
jangan nodai cinta itu dengan perbuatan kita yang tak pantas.
mari kita jaga agar cinta itu bersemayam indah, terpupuk dengan baik sehingga menumbuhkan pohon-pohon ibadah yang mendekatkan kita pada san maha Cinta, menumbuhkan bibit kebaikan untuk kita, ibu kita dan keluarga kita.

untuk saudaraku yang terus berjuang dengan membawa panji ibu, abah dan keluarganya..
ubahlah duniamu dengan Cinta-Nya. resapi cinta ibu dan abah kita.. renungi cinta kepada orang yang peduli pada kita.

semoga cinta kita membawa orang-orang yang kita cintai ke surgaNya penuh cinta. yang tidak ada keresahan, kesedihan, dan taman orang-orang pilihannya yang penuh suka cita.
dari hati penuh cinta, saudara mu..alfaqir ila rabbih...

- suatu pagi di kompleks asrama tahfidh al-amien prenduan, 24 Desember 2011
































































0 komentar:

Posting Komentar