Minggu, 04 Mei 2014

Jangan Takut untuk Mencoba! (seri Al-Qur'an)


Rasulullah bersabda, :
تعاهدوا القران فوالذى نفس محمّدبيده لهو أشدّ تفلّتا من الإبل في عقلها (رواه مسلم)
Jagalah selalu hafalan Al-Qur'an. Demi Dzat yang jiwaku ada pada rangkulan-Nya, sesungguhnya hafalan Al-QAur'an itu lebih cepat katimbang seekor unta pada lambatannya (HR. Muslim)

Bersyukurlah bagi mereka yang Allah anugerahkan al-Qur’an didadanya, karena mereka adalah hamba-hamba terpilih. Berbahagialah mereka yang setiap waktu, bibirnya selalu basah melantunkan ayat-ayatNya karena janji Allah adalah pasti. Bertakwalah, bagi mereka yang diberi al-Qur’an kemudian syaitan melupakannya sementara dia terus berusaha, dan bertaubatlah bagi mereka yang diberi ayat-ayat al-Qur’an kemudian melupakannya. “dan barang siapa yang berpaling dari dzikir kepadaku (alQur’anku, peringatanku), maka baginya kehidupan yang sempit. Dan kami kumpulkan mereka pada hari kiamat (kelak) dalam keadaan buta. Dia berkata: “wahai tuhanku, mengapa engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, sementara dulu saya mampu melihat?”. Dia (Allah) berfirman: “Demikianlah, dahuku telah datang kepadamu ayat-ayat kami, dan kamu melupakannya”. Jadi begitulah hari ini (pula) kamu dilupakan. Naudzubillahi mindzalik…
Menghafal alqur’an adalah perjuangan penuh kemulyaan. Disamping janji allah akan kemulyaan dari seorang penghafal al-Qur’an, ada siksa allah bagi mereka yang dengan sengaja melupakannya. Terutama bagi adik-adik dan saudara-saudara kita yang dalam masa mudanya meniti jalan al-Qur’an, tentu menjalani ini tidaklah mudah, ditengah kegalauan hati dan keinginan mereka untuk bebas dan berbuat sepuas hati, mereka sudah teken kontrak dengan tuhan untuk mendaftarkan diri sebagai keluarganya, menghafalnya dan menjaganya sampai datang yang Hak. Kegalauan masa muda yang kemudian berdampak pada kesuksesan mereka dalam menghafal. Hafalan mereka yang masih seumur jagung, harus diuji dengan keistiqomahan, hafalan lama yang memudar, hafalan baru yang masih terus dikejar dan masa depan untuk menjadi seorang intelektual masa depan. Saya pernah bertanya pada beberapa santri, “ikhwani… ada dua tipe pemuda, seorang pemuda dengan keteraturan dalam hidupnya, sangat disiplin dan penuh perhitungan, memenuhi setiap bunyi bel dengan antusias, belajar dengan waktu yang ditentukan, tidak pernah tidur di kelas atau bahkan dia rela untuk tidak mandi atau sarapan, agar tidak terlambat menuju ke sekolah sehingga tidak heran kalau dia selalu duduk di ranking satu, namun sayangnya dia takut untuk Mencoba dan takut untuk melakukan hal-hal yang baru. Sementara itu, pemuda kedua adalah, pemuda tanpa keteraturan dalam hidupnya, sering melanggar disiplin pondok (namun dia hadapi), sering terlambat sekolah karena harus mengejar dan membagi waktu, antara antri dikamar mandi, makan dan menyiapkan tas untuk kemudian berangkat sekolah. Pemuda dengan penuh kreatifitas dalam hidup, walau kadang dia tidak tahu kapan mencuci baju, sesekali dia melakukan hal-hal yang baru, berinovasi dalam hidup dan pembelajaran walau kadang dia harus menerima marah dan hukuman karena tugas-tugas sekolahnya penuh dengan gambar dan imajinasinya. Yup,, dia berani mencoba!”. Siapa yang kalian pilih???.
Ikhwani… wa akhawati fillah…
Jika anda memilih type pertama, selamat, anda tidak akan pernah menemukan masalah, hidup tanpa gelombang, tenang… setenang air hammam (hihii..). Sementara bagi mereka yang memilih type kedua, apa yang mereka temui?? Yup, MASALAH!! Type santri tanpa perhitungan matang, namun berani mencoba. tipe santri dengan lompatan sanksi dari satu bagian ke bagian lain. Lalu apakah dia tidak bisa sukses??, apa yang allah janjikan ketika hambanya bertemu dengan masalah?? Allah Janjikan jalan keluar, bahkan allah menegaskan dalam al-Qur’an, satu kesulitan selalu bersanding dengan 2 jalan-jalan kemudahan. Sayyidina Ali RA, pernah berkata, sungguh saat kita berada dipuncak kesulitan sesungguhnya kita sudah sangat dekat dengan jalan kemudahan. Mereka yang selalu bertemu dengan masalah dengan factor keberaniaanya, menempa dirinya untuk selalu menyelesaikan masalah. Tentu saja, ini berdampak pada langkah-langkah kehidupannya, disaat yang lain berjalan dengan tenang seiring berjalannya air, mengalir saja (mereka lupa kalo air selalu mengalir kebawah).. type ini mulai sedikit-sedikit diam, kemudian berlari, sedikit-dikit mundur satu langkah untuk kemudian melakukan lompatan-lompatan besar dalam hidupnya. Kesuksesan itu pasti ikhwan… pasti bagi mereka yang menginginkannya, semua dari kita bisa sukses, namun yang terpenting adalah siapa yang lebih dahulu menggapainya, itu yang terpenting. Masing-masing dari kita bisa sampai ke tujuan, namun siapa yang paling cepat nyampe itu factor terpenting. Masing-masing dari kita bisa Khatam Hafal Al-Qur’an, namun yang terpenting adalah siapa yang lebih cepat hatam??, ada yang menempuhnya 6-7 tahun, namun ada yang mampu menempuhnya 1-2 tahun. Beberapa dari santri ditanya, “mengapa sekarang jarang nambah?”, “mau focus murojaah dulu ustadz, takut banyak yang hilang1”. Jawabnya singkat. Santri seperti ini adalah cermin pemuda type I, takut untuk mencoba!!. Jangan takut untuk menambah!! Jangan takut untuk terus berlari!. Hilangnya hafalan itu adalah masalah MU!! Sekali lagi, ITU MASALAH MU!! , Bangun!! Dan cari jalan keluar!! Jangan berdiam dan hanya mengatakan, “afwan ustadz, saya cukup 12 juz aja, saya cukup 15 juz saja!!!”.
Ikhwani… jika engkau terjatuh sekali, bangunlah 10 kali. Al-Qur’an itu 30 Juz!! Rasulullah Hafidhul qur’an 30 Juz, Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali, beliau semua hafal 30 juz!! Anda mengimpikan untuk bersama rasulullah kelak di syurga??? Capailah pencapaian yang sama, 30 JUZ!!!. Dalam suatu hadist rasulullah bersabda, “ dikatakan kepada shohibul Qur’an, bacalah dan Naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia dan sesungguhnya kedudukanmu nanti tergantung pada ayat terakhir yang kamu baca. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan An-Nasaie).
Mari eratkan sarung kita, biarkan bibirkan kita basah dengan ayat-ayatnya, biarkan lidah kita kelu, kesal dan capek membaca dan menghafal ayat-ayat Nya. Jangan pernah terdetak untuk berhenti menghafal, jangan pernah berhenti dan putus asa mengulang hafalan. Laa tahzan, innallaha ma’anaa. Hilangkan keraguan dalam hati, teruslah menambah hafalan seraya terus mengulang-ngulang dan mempertahankan hafalan yang lama. Semoga allah memudahkan kita dalam menghafal, menjaga hafalan, menelaahnya dan mengimplementasikannya dalam perbuatan kita sehari-hari. Sehingga tidak ada lagi, santri ghosob, tidak ada lagi santri yang dholim pada saudaranya, dan tidak ada lagi santri yang memutuskan silaturrahmi, karena jiwa mereka, Jiwa Qur’ani. Amien…
Maka, bersyukurlah bagi mereka yang Allah anugerahkan al-Qur’an didadanya. Berbahagialah mereka yang setiap waktu, bibirnya selalu basah melantunkan ayat-ayatNya. Bertakwalah, bagi mereka yang diberi al-Qur’an kemudian syaitan melupakannya, dan bertaubatlah bagi mereka yang diberi ayat-ayat al-Qur’an kemudian melupakannya.

0 komentar:

Posting Komentar